Stereotip Mengenai Anak Tunggal yang Salah!
é²èЧ
1,624
Di Indonesia, anak tunggal biasanya memiliki stereotip negatif di masyarakat. Misalnya, anak manjað, dan egois. Stereotip-stereotip ini tidaklah benar karena kepribadian tiap anak didasari oleh cara orang tua membesarkan anaknya.
Apa saja stereotip mengenai anak tunggal?

âšManja atau ketergantungan
Anak tunggal biasanya malah lebih mandiri dibandingkan anak-anak yang memiliki saudara kandung. Hal ini karena tidak adanya saudara kandung dan orang tuaððœ yang tidak dapat menemani setiap saat membuat mereka belajar menghadapi sebagian besar masalah mereka sendiri.
âïžSering kesepian
Anak yang mempunyai saudara kandung juga dapat merasakan kesepian. Sedikit sulit untuk membedakan antara kesepian dan kesendirian. Hal ini karena anak yang sendirian belum tentu kesepian dan anak yang kesepian belum tentu sendirian. Begitu juga dengan anak tunggal, anak tunggal yang tinggal tanpa saudara bukan berarti kesepianð. Walaupun, tidak menutup kemungkinan mereka pernah merasakan kesepian.
â¡Egois dan bossy
Karena anak tunggal merupakan satu-satunya anak di dalam rumah, biasanya mereka mendapatkan stereotip egois dan bossy. Padahal hal ini tergantung pada cara orang tua membesarkan anaknya. Apabila orang tua tidak berperilaku egois dan bossy pada anak maupun pada orang lain, dan mengajarkan anak untuk berbagi dengan orang lain, maka anak akan mengikuti perilaku orang tuanyað.
Cara membesarkan anak tunggal

ðMengajarkan anak untuk mandiri
Ajarkan anak untuk memahami bahwa ia tidak harus selalu menjadi bagian dari sebuah lingkup sosial. Hal ini karena berdasarkan Susan Newman, penulis bukuð 'The Case for the Only Child', anak tunggal cenderung sering mencari kesempatan untuk berbaur sehingga rentan mengalami peer pressure atau tekanan teman sebaya.
ðTidak ikut campur dengan semua hal
Biarkan anak untuk belajarð menyelesaikan masalah atau tantangan tanpa campur tangan orang tua. Misalnya, saat anak berkelahi dengan teman sekolahnya, Anda tentu perlu memberi nasihat tetapi tidak perlu terlibat lebih jauh lagi.
ðHindari terlalu mengekang
Hindari terlalu mengekang anak. Hal ini perlu dilakukan agar anak memiliki ruang untuk tumbuh menjadi lebih mandiri dan memiliki kebebasan dalam mempelajari suatu hal tanpa bantuan orang lain.
ðDorong anak untuk bersosialisasi
Dorong anak untuk rutin mengikuti kegiatan-kegiatan sosial. Hal ini dapat mendorong anakð§ð» untuk belajar bersosialisasi dengan teman sebayanya sedari dini.

Baby Billyã¢ããªãããŠã³ããŒãã ããã«å€ãã®ã³ã³ãã³ããã芧ãã ãã

