Induksi Persalinan? Perlu atau tidak?
é²èЧ
924
Untuk mengurangi risiko yang mungkin terjadi pada janin yang sedang dikandungð€°, ketika masa kelahiran telah tiba namun belum ada tanda-tanda persalinan, dokter akan mempertimbangkan menggunakan induksi untuk merangsang kontraksi dan mempercepat proses kelahiran.
Kapan prosedur induksi boleh dilakukan?
ðµUsia kandungan sudah lewat bulan
Ibu hamil yang mengalami ketuban pecah sebelum usia kehamilan 37 minggu harus menjalani pemeriksaan lebih lanjut terhadap kondisi janin sebelum mempertimbangkan induksi atau percepatan persalinan. Hal ini penting karena bayið¶ prematur berisiko mengalami gangguan tumbuh kembang. Selain itu, induksi juga dapat dipertimbangkan jika ibu hamil telah mengalami ketuban pecah namun belum mengalami kontraksi setelah 24 jam.
ðŠAir ketuban pecah tanpa adanya kontraksi
Induksi persalinan umumnya direkomendasikan untuk ibu hamil yang telah melewati usia kehamilan 42 minggu. Hal ini disebabkan risiko kematian bayi dalam kandungan atau komplikasi kesehatanðª lainnya dapat meningkat jika persalinan tidak segera dilakukan.
â ïžKehamilan dengan risiko tinggi
Metode induksi juga menjadi pilihan untuk kebaikan ibu dan bayi dalam situasi-situasi khusus, seperti diabetes, hipertensi, oligohidramnion, infeksiðŠ rahim, preeklamsia, abrupsi plasenta, atau pertumbuhan janin yang terhambat.
Metode induksi persalinan yang umum digunakan
ðInfus obat-obatan
Salah satu cara umum dari berbagai metode induksi adalah melalui pemberian obat-obatan melalui infus ke pembuluh darahâš. Salah satu contohnya adalah hormon oksitosin, yang digunakan untuk merangsang kontraksi otot rahim. Biasanya, hormon ini diberikan kepada ibu hamil yang telah mengalami pematangan dan pelunakan leher rahim.
ð£Mematangkan leher rahim
Pematangan leher rahim dilakukan ketika leher rahim ibu hamil belum matang dan belum cukup tipis untuk persalinan. Prosedur ini mungkin melibatkan pemberian obat melalui minum, melalui kateter ke leher rahim, atau melalui pemberian obatð yang dimasukkan ke dalam vagina.
ð©ââïžPenerapan teknik membrane stripping
Teknik membrane stripping harus dilakukan oleh dokterð¥ dan melibatkan pemisahan lapisan kantung ketuban dari leher rahim menggunakan jari. Tujuannya adalah untuk merangsang pelepasan hormon prostaglandin, yang dapat memicu persalinan.
ð§Memecah air ketuban
Penerapan metode ini dilakukan ketika persalinan telah siap dilakukan namun air ketuban belum pecah. Prosedur ini, yang dikenal sebagai amniotomi, melibatkan pembuatan lubang kecil pada kantung ketuban untuk memecahkan airð ketuban.
Tidak boleh sembarangan lakukan induksi persalinan
ð Kondisi ibu hamil yang tidak dianjurkan untuk induksi
Induksi tidak disarankan untuk ibu hamil yang mengalami kondisi-kondisi tertentu, seperti infeksi herpes genital, riwayat operasi besar pada rahim, operasi𪡠caesar sebelumnya dengan sayatan vertikal, kelainan jalan lahir yang sempit, atau prolaps tali pusat.
ð¢Risiko setelah induksi persalinan
Setelah induksi, ibu hamil mungkin mengalami beberapa ketidaknyamanan, termasuk risiko infeksi pada ibu dan bayi, nyeri yang intens, penurunan detak jantung dan pasokan oksigenð¬ïž pada bayi, serta kemungkinan perdarahan yang bisa memerlukan prosedur pengangkatan rahim jika diperlukan.

Baby Billyã¢ããªãããŠã³ããŒãã ããã«å€ãã®ã³ã³ãã³ããã芧ãã ãã

